8.05.2012

TAMAN RIARIA


2011/05/15

Ahir pekan, Sabtu ke-3 Bulan Mei Taun ini. Kami mendapat kesempatan masuk dan menikmati berbagai fasilitas Suatu Taman Ria di selatan Kab. Subang. Waw…ramai…menyenangkan. Memasuki halaman parkir, menuju pintu masuk, berjalan menuju kolam, ”…akhir pekan dan momen liburan panjang, ini harus menyenangkan” pikirku.

Berkumpul melepas penat rasa
Rebah badan di kolam hangatnya
Canda tawa senyum mesra
Sementara pun luapkan saja

Sebagai lelaki, aku berusaha memperhatikan semua dan segala, dan tentu saja wanitalah makhluk yang paling sungguh-sungguh aku perhatikan. Bedanya taman ini dengan taman terminal adalah harapan, menurutku. Siapa saja pengunjung yang datang memang mengharapkan kecerian, lepasnya penat pekerjaan dan pelajaran, membuang bosan, tertawa-tawa, bermesra-mesra. Atau sekedar cari-cari teman yang siapa tau berjodoh, meskipun benar-benar jodoh sementara.

Hidangan yang biasa-biasa
Diantara keremangan cahaya
Berserak paha tua remaja
Lengkapi lena di taman ria

Aku suka di taman ini, dan merasa perlu untuk merasa senang meskipun bagiku tak ada yang sungguh istimewa. Kami berbagi cerita kocak, saling menimpali kekonyolan. Selain terlupa kekhawatiran, meskipun sebentar saja, semuanya memang tak perlu ku anggap penting.

Begitulah, benar-benar sebentar, lenaku tergangu. Sialan benar harus teringat kata pepatah lama. Padalah aku tau bahwa ini bukan saat yang tepat untuk secara teliti merasa dan memikir apa pun. Ketika di taman ini sebenarnya aku ingin tertawa, meskipun karena ocehan atau ingatan atau tingkah yang kuperhatikan yang tak lucu.

Sekejap ingat kacaunya negara tercinta
Semberawut acak sukar terfahaminya
Mungkin benar kata pepatah lama
”wanita adalah tiangnya negara”

Lirik-lirik, sya’ir-sya’ir, sajak-sajak, derama-derama, dan karya-larya pujangga telah lama mengingat-ingatkan bahwa tiada yang abadi, tiada yang sendiri, tiada yang kembali; Semua melangkah, semua bertingkah, semua berubah. Kesenanganku terganggu sudah, kemudian aku diam diam saja, hilang selera, kemudian terdiam menunggu pulang.

14 Mei 2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar