Siapa saja boleh ikut menikmati jasa Akum (angkutan umum) seperti
Angkutan Kota (Angkot). Aku pernah duduk berdampingan dengan Guru,
Dosen, Nenek penjual ikan asin, Kakek penjual gula aren, Ibu tukang
warung, tukang gali sumur, pegawai KUA, mantan Kepala Sekolah, anggota
TNI, vertan, tukang kain, sopir truk, preman, waria, siswa Sekolah
Dasar hingga mahasiswa S3, hingga beberapa kali bersebelahan dengan
sarjana yang murung dan lusuh karena masih juga nganggur. Mereka
berbagi pengalaman dan pandangan hidup denganku.
Akum mampu menampilkan potret Indonesia sebagai suatu negara dan bangsa. Berbagai latar belakang dapat kita simak selama perjalanan bersama Akum. Apapun status sosialnya, dari latar belakang keluarga bagaimanapun, bersama Akum harus rela bersikap dan berperilaku sederhana, harus siap berbagi kursi meskipun berdesakkan. Seorang teman, ketika diskusi bersama beberapa anggota komunitas Baca di suatu SMA di Kab. Subang, mengatakan bahwa, ''di angkot pun tersedia sajian kebijaksanaan''.
Akum mampu menampilkan potret Indonesia sebagai suatu negara dan bangsa. Berbagai latar belakang dapat kita simak selama perjalanan bersama Akum. Apapun status sosialnya, dari latar belakang keluarga bagaimanapun, bersama Akum harus rela bersikap dan berperilaku sederhana, harus siap berbagi kursi meskipun berdesakkan. Seorang teman, ketika diskusi bersama beberapa anggota komunitas Baca di suatu SMA di Kab. Subang, mengatakan bahwa, ''di angkot pun tersedia sajian kebijaksanaan''.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar