Pun pada ilang, kisah akan kusampaikan. Bila bulan malas datang, aku tak
sungguh khawatir. Kau di mana, kasihsayang? Tak inginkah kutunggui ibarat kau
gerhana saja? Ah, ku harap kau menyusul!
Memang setetes pun terlalu banyak bagiku, bagi titik-titikku. Namun kemesraan
tetap menjadi sebuah kerinduan. Kalau saja ada mampuku, kau ku peluk sperlunya.
Hormatku seperti malaikat kepada Adam.
Alas belantara tak dapat ku bayangkan kini. Terlanjur, mungkin, kau katakan
itu. Maka akan aku bertanya, bagaimanakah?
Dalam naungan keheningan, aku pandangi temaram yang kau kabarkan. Gelapkah
nanti?
O, daun-daun,
O, ranting-ranting,
O, pohon-pohon,
O, akar-akar,
O, belukar,
O, kemana saja, sukma?
Tentramkah ombak di sana?