3.16.2013

MAAF, LALU BAGAIMANA?



Suatu waktu, anda tersadarkan, kemudian memberanikan diri mengakui bahwa anda telah berbohong dan menghianati janji kepada seseorang, itu adalah tindakan terpuji. Siapa pun patut memberi hormat untuk tindakan itu!

Mungkin, ketika mendengar pengakuan anda, teman anda kecewa karena anda meremehkan kepercayaan yang diberikannya; dan sakit hati karena anda menghianati perjanjian.Anda meminta maaf, menyerahkan segala keputusan kepada teman anda. Anda pasrah.

Kemudian anda mendapatkan maaf yang tulus dari teman anda: teman anda tetap menggelarkan tikar cinta, selimutkan kasih sayang kepada anda; ia tetap mempercayakan kepercayaannya kepada anda, memberi kesempatan kepada anda untuk memperbaiki kekeliruan.

Bagaimana perasaan anda? Bagaimana anda membuktikan kepada diri anda sendiri bahwa “pengakuan” dan “permintaan maaf” itu sungguh tulus dari sanubari anda? Lalu bagaimana anda memperlakukan “pemaafan” sepenuh hati yang anda terima dari teman anda?

2 komentar: