9.01.2013

Pipit dan Seorang Tua

pipit berdecrit-decrit
terdengarnya tembang petaka
"padi rebah. kebun rebah. hutan rebah.
sungai pecah. danau pecah. laut bah luah."
ladang pangannya menyempit
hidup diapit himpit

terbanglah pipit
di atas tanah garapan
bakal jalan bebas hambatan
kemudian menghinggapi padi-padi
mereka berdecrit-decrit
terdengarnya syair khawatir
"di pinggir, ditepis diusir, menepi meminggir, ditepis diusir.
di pinggir, tak cukup mengalir."

seorang tua tak tega menghalau
pipit-pipit di padinya
yang mengering
ia memicing mata
rabun tetap membaca kala
"anakku...cucuku...engkau
bagaimana, sayang...."

30 Agustus 2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar