kemelut begitu larut
ibarat merah bagi darah yang lelah
menjadi degup bagi jantung yang lesu
memberi warna bagi mata yang linang
betapa kangenku kepada pulang
mengetuk pintu dalam salam
menyambut sambutanmu
akhirnya
kita, bersama tanpa siang tanpa malam
aku sedang bosan
sayang
engaku mana
jemputlah
aku
kangen pulang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar