12.27.2014

Kangen Pulang

kemelut begitu larut
ibarat merah bagi darah yang lelah
menjadi degup bagi jantung yang lesu
memberi warna bagi mata yang linang

betapa kangenku kepada pulang
mengetuk pintu dalam salam
menyambut sambutanmu
akhirnya
kita, bersama tanpa siang tanpa malam

aku sedang bosan
sayang
engaku mana
jemputlah
aku
kangen pulang

12.05.2014

kukaukan

aku sambat
engkau
dekat

aku sambut
engkau
turut

aku rekat
engkau
lekat

(aku raih
engkau
kasih)

11.09.2014

Akhir Musim

kata di balik awan
turun memakna hujan
lalu petir membawa getar
memberi getir yang gelegar

11.08.2014

Tumbal Tambal

gegara kebajikan yang bajakan
kebijakan hanya bujukkan
lalu melempar batu dipersembunyian
kemudian sembunyikan tangan
diam-diam
diam
menunggu mendung
siapa lagi yang akan murung

11.05.2014

Mata Rindu

(2)

pandang rabun
berembun
cariku, kau berayun

diamlah, kau
biar tegasku pada sepukau
kilau

11.03.2014

Membunuh Rindu

Seorang tua duduk melamun, batinnya lelah berharap. Usianya yang senja sampaikan langkahnya pada kesimpulan, "Kebahagaiaan seperti mimpi, sekejap dalam keterjagaan maka ianya hilang...mungkin benar bahwa hidup ini hanya mimpi panjang yang tak lama".

rindu semakin tikam
ngilu semakin dalam
temu semakin dendam
sementara kau bungkam
aku, diam-diam tenggelam
terkaram kelam yang hujam )*

Ia meggerutu tentang tangan Tuhan, yang tak kunjung dirasa ulurannya. Ia merasa tak adil, "berdoa, berusaha...sabar, tawakal...apa lagi, Han (kepada Tuhan)?"

Ia menahan air mata. Terbayang wajah kekasih: istirnya selingkuh dan pergi, delapan tahun lalu; anak perempuannya yang jadi pelacur, anak lelakinya yang mati dikeroyok karena mencopet.

"Aduh, Tuhan, aku berkuli halal untuk keluarga, mendidikkan kejujuran...tapi Kau jadikan aku sampah serapah...Tuhan, Tuhan...ayolah...."

kemana lagi aku mecari
kamu, kepada mati?
kemana lagi aku kembali
aku, kepada mati?

rinduku jenuh,
sayang
tak jua kau rengkuh.
sayang )**

Pagi seperti biasa, embun biaskan mentari yang masih belia. Seorang petani memerhatikan tubuh kerempeng, dekil, keriput, meringkuk di saung pinggir sawah tempat ia beristirahat. Semakin ia yakin, yang diperhatikanya adalah seorang tua tanpa nyawa.



____________________
)* Rindu Rengkuh Mu
)** Jenuh Merindu

10.29.2014

Suatu Ketika

1
pernah aku ingat
kau, jerat nikmat
maka di sini

2
pernah aku lupa
kau, lara lama
maka kembali

3
pernah juga mengingat
ingat, yang terlupa
maka mengerti

yang patah akan bertumbuh
yang hilang akan berganti

10.15.2014

10.01.2014

Mata Rindu

(1)

kulihat bintang itu
pada matamu
awan kelabu
lalu kelu

kulihat mentari itu
pada matamu
awan kelabu
lalu bisu

9.20.2014

O Aduhai

Ada yang merintih, aku tak perduli, dan terus berpuisi tentang hati yang terkhianati.

o aduhai

Lalu rintih itu menjadi pekik. Aku pun tak perduli, dan tetap berpuisi tentang mesra kebersamaan dan kerinduan.

o aduhai

Sebentar lagi puisiku selesai. Tak ada rintih tak juga pekik. Tetapi angin melempar kisah tentang negeri subur dan makmur, yang dihuni bangsa-bangsa takabur.

o aduhai

Belum juga selesai, puisiku. Sebahagian negeri sudah terjual dan sebahagian lagi tergadaikan. Dalam padanya, para penghuni kalang kabut, beribut, berebut, "seperak pun lumayan untuk perut yang memang keriput".

o aduhai

8.30.2014

Sajak Dalam Dalam

mimpi ada dalam tidurnya 
harap ada dalam jaganya
aku ada dalam dalamnya

*Judulnya dari Ceu Vyerlla Apri

Patah Asa

laman lamunku penuh, tuan
segala yang engkau gambarkanr
ragam garis berrupa-rupa warna
adalah titik-titik tanpa jeda










(sudah
jengah
sudahlah 
menyerah)

engkau, betapa rinduku sungguh
memburu, gaduh
maka tak kenan kupanjatkan mantra-mantra 
pinta usia
 

8.24.2014

Kalimaya

Merenangi bening yang dikedalamannya terserta ragam warna. Alir itupun tak berhilir tak berhulu. Mengalir saja, begitu. Mungkin, seperti bagi degup bagi jantung, urat dan darahnya. Atau, seperti perjalanan semesta, berputar-putar tak kemana-mana tetapi memantik angka-angka dan tafsirannya.

7.25.2014

ID

lekatku pandang
bayang berbayang
mewujud bebatuan
lalu lemparan
cermin itu pecah
sudah
sebelum usai ceritanya
akupun tiada

7.03.2014

Hegemoni

(Pemilik Ambisi)

citra rekayasa
kuasa
empunya media
berita mereka
bermulia-mulia ria

(yang terjaga: tak terlena
terlena: terperdaya)

6.29.2014

Lelah Semasa

kala sumbang sembangmu
lagilagi lugu madahku
larikku lari semasa
lirikmu tak tersua
lalu kulelah
terserah

6.28.2014

Mengeja Wantah

siang malam hari
mimpi mencari arti
makna entah mengapa
tampak enggan meraga

sungguh ingin
mau membatin
ulangku baca
berkaca-kaca

6.24.2014

6.23.2014

Persembahan Moyang

tidak melulu kata-kata
berjuang adalah berpeluh
tumpah darah
demi engkau merdeka

tidak untuk dikenang sebagai pahlawan
berjuang adalah hak
kewajiban kehidupan
demi engkau merdeka

____
Maaf, saya belum mampu menjadi pewarismu yang unggul.

6.22.2014

Ohoy

kau kasih, kusayang
kukasih, kau sayang

kupaling, kau buang
kau paling, kubuang

6.21.2014

Tarikh Akhir

syarat surut
syariat kusut

hakim kemelut
hukum semerawut

hikmah reput
sambut maut

5.27.2014

Sujud Rerumput

o kauku, jangan biarkan
rimbun rinduku
kepayahan
gugur tanpa kasihmu

lekaslah, o sayang
padamkan gersang
sehingga tanang
ketika pulang

5.22.2014

Ada lah Kauku

sebenar aku dan engkau sama
ada
seperti alir dan air
angin dan semilir
atau ibarat masa yang tak berlipat
dan jarak yang takkbererat
sayang, kita sungguh bukan dekat
tanpa sekat
selekat kata dan aksara
untuk bermakna

Yang Ada

di sini
segala musim silih berganti
meranum
lalu reput di bumi mengulum
nya
akhir semua memula segala

kecuali kauku
engkaumu

5.20.2014

Memasrah

masih harap ku hirup
pun terang ku redup
belum padam
temaram

kusambut
reput

kelak tak ku elak
api ku retak
lalu hilang
lengang

kusambut
maut

5.15.2014

Peng-Aku-an-ku

purna ku nama mu
sepurna rembulan itu
terang tak menyilaukan
ketika padam, tak tergantikan

(dari mu aku kepada mu
kemana lagi aku
menuju)

5.05.2014

Gurisa

kinanti, inilah asma asmarandana
dangdanggula dari asmara
seloka kekisah kama
dari atma yang lena

Dialektik


1
tiada
kemudian ada
tumbuh-kembang
lalu hilang

2
lekat
kemudian kerat
sekarat
lalu mangkat


3
kemudian
lalulah
lalukah
kemudian

4.28.2014

Lirih

langit dan mata ini adalah
tanah dan pipi basah
tetapi tak genang
tak jua hilang
rasa dan rumput ini adalah
sayu dan layu rebah
tetapi tak patah
tak jua sudah


4.14.2014

Dalam Aksara

dalam aksara
muaraku segala
dari kesenyapan
atau keramaian

dalam aksara
sisaku segala
selepas hilang
berpulang

dalam aksara
kutitipkan segala

4.06.2014

Cinta Cinta

selama lamanya jarak ianya tak berkerat
sejauh jauhnya waktu ianya tak bersekat
lamapun ianya pekat
jauhpun ianya lekat
(mari melihat-lihat)
sesirat sifat
marifat

2.24.2014

Cing Cicing

angin, dalingding
peuting tadi, geuning
tina nyaring ngancik hariring
mepende hate kudangding wening

1.26.2014

Januari Kami

bulan hujan, merendam
riang hilang, tenggelam
siang malam muram

banjir, tuan
banjir, tuhan
banjir korban

1.05.2014

Serah

kala sumbang sembangmu
lagi-lagi lugu madahku
larikku lari semasa
lirikmu tak tersua
lalu kulelah
terserah