11.11.2012

KEPADA SIAPA LAGI



sudah kepada pemahat
tetapi ukiran tak juga rapih


sudah kepada penyulam
tetapi anyaman tak juga merupa


sudah kepada pelukis
tetapi warna tak juga serasi


kepada siapa lagi? tak ada!
Engkau saja yang kutanya


3 November 2012

KEMARAU



daun-daun berguguran
bunga layu pun tanpa kumbang
rumput belukar rebah kepada tanah
dahaga


langit-langit batin berpeluh
mengayuh hidup pada masa gersang
garang terik nyaris membakar kesadaran
remang


buram tatapan rasa
menguap bumbung melarut
menyatu hilang dalam peraduan
malam


sejenak saja, Kekasih
ingin kami nikmati letih
dalam lelap tanpa harap
hujan 


3 November 2012

KASIHANILAH AKU SAYANG



sayang, o maha sayang
tak patut aku mendapat ampun
dosa-dosa tak dapat kuhimpun
tetapi, kasih, o maha sayang
tetap saja aku memohon kasihmu
meski berulang jatuh keliru
maka, sayang, o maha penyayang
biar harapku tetap berharap
biar tanpa engkau dekap


kasih, o maha kasih
tak pantas aku terima berkah
sebab dosa-dosaku melipah
tetapi, sayang, o maha kasih
tetap juga aku memohon sayangmu
meski berulang salah melaku
maka, kasih, o maha pengasih
biar harapku kecewa
darimu aku terima


kau, relakanlah aku kepadamu
senantiasa kepada engkaumu
kau saja segala mahamu
hambakanlah aku


15 Oktober 2012

KEKASIH PUJAAN

dalam hening malam
desir angin kudengarkan
embun bertebaran
bawakan cerita
kekasih pujaan


dipadang yang gersang
tumbuh harapan baru
pijar keteduhan
lama dinantikan
kini sudah datang

o kekasih pujaan
sinaran yang tentram
terangi jiwa-jiwa
dalam kekelapan

o kekasih pujaan
damai kau tebarkan
rengkuh cinta sayang
bagi semua insan


kusulam kata-kata
ungkap kerinduan
sholawat dan salam
utusan yang dimuliakan
kekasih pujaan


27 September 2012

SIALAN



Amis suara pada mimbar
Tulikan hidung para pendengar
''...bekukan...bakar....''

Berduyun tuju kedamaian
Genggam amarah kebencian
Ke-iri-dengki-an

Koar itu pertarungan
Tarik penghasilan
Raup keuntungan

Sialan picik kemaruk : waduk!





* waduk = kotoran, tai 


29 September 2012

NYANYIAN MUSIN KEMARAU



Tak kah kau dengar
Gelisah bambu
Yang beradu
Memburu embun
Sisa-sisa

Tak kah kau lihat
Rerumputan
Yang terkapar
Lesu terkulai
Binasa

Kudengar
Gemuruh jantung
Rasa bersabung
Menatap tanah
Retak merekah

Tak kah kau simak
Jerit petani
Mengais rejeki
Di kebun tandus
Di sawah gersang
Lapar

Gerimis
Enggan menyapa
Betapa dendam
Rindu kuredam
Kepada hujan

(semoga kemarau tak kuasa lenyapkan teriak parau harapan yang tinggal secuil.)

13 Oktober 2012
 
 

HaHeHo



tali kolor ikatnya molor
ha, kedodoran
he, lupakan
ho, kan?
molor nyenyak digedor-gedor

digedor-gedor diteror pelor
ha, kok bisa
he, ya bisa
ho, bisa?
pelor : dordordor dordor dor



 29 September